Selamat Datang di Wawan Setiawan Bl0G's

Music Player's

Rabu, 31 Oktober 2012
Read more

0 Keluhan Hidup Ku

Senin, 15 Oktober 2012

Keluhan Hidupku


Ku terlahir dengan keadaan yang tidak sempurna,meskipun tak cacat secara fisik namun sejak kecil aku sudah mempunyai penyakit jantung. Penyakit jantung bocor yang ku derita sejak kecil.
Pada senin (pon) 11 oktober 1993 tepatnya pukul 08: 00 WIB, ku terlahir dari seorang ibu yang bernama ibu sukinah. Selama mengandung aku, ibu sakit-sakitan dan diperisakan ke dokter,namun dokter mengira ibuku mempunyai penyakit tipes,padahal ssedang hamil muda. Akhirnya ibuku minum obat tipes yang diberikan oleh dokter. Tanpa disadari obat tersebut menyerang janin yang dalam kandungan ibuku. Sehingga kandungan ibuku tidak  sehat. Kuterlahir di rumah sederhana dengan bantuan seorang dukun beranak. Bobot bayiku saat aku kecil adalah normal ± 3 kg, namun setelah aku berumur 2 tahun , aku jatuh sakit dan di vonis dokter kalau aku mengalami jantung bocor sebesar peniti ( jarum jahit). Pada saat aku bayi kondisiku sangat lemah,nafasku terengah-engah, terkena angin tubuhku langsung menjadi biru pucet. Sudah banyak sekali dokter yang mengobatiku dari dokter di desa sampai ke Jogjakarta 2 sekali seminggu untuk berobat,namun semuanya sia-sia. Aku sempat dibawa ke dukun dan paranormal,merekapun tak sanggup karna aku tidak terkena jampi-jampi.
Suatu ketika kedua orang tuaku pulang dari RS anak di Jogjakarta,ketika melewati sebuah makam mereka sudah pasrah dan sempat meletakan aku yang masih kecil di atas batu nisan, Ibuku yang menggendong aku yang masih berumur 3 tahun berkata “ Yen Gusthi Badhe Mendet anak kula, Kula sampun ikhlas. Nanging yen Gusthi dereng mendhet anak kula, awehono kewarasaan” ( Bila Tuhan akan mengambil anak saya ,saya suddah ikhals,tetapi bila belum berilah anak saya kesehatan). Aku dibawa pulang dan dirumah semua tetangga sudah ikut berduka,  aku dibaringkan di atas sebuah meja,dan ketika aku diletakan di meja, aku menangis. Ayahku dan ibuku sudah pasrah dengan keadaanku karna sudah banyak biaya yang mereka keluarkan untuk membiayai aku untuk berobat namun aku belum sembuh. Suatu ketika Ibuku di suruh oleh seorang dukun, untuk memberikan aku pada Pakdhe agar mereka merawat dan menganggap aku sebagai anaknya. Ibuku lalu melakukannya sehingga aku diangkat sebagai anak oleh Pakdhe.
Aku tidak dapat berjalan dan tidak bias bicara sampai umur 3 tahun, sehingga sutu ketika ayahku marah dan sempat akan membunuh aku yang masih berumur 3 tahun, dia sudah bosan melihat kondisiku yang seperti itu. Namun ibuku menyelamatkan nyawaku,dia membawwa aku lari ke rumah tetangga,kaarena ayahku akan membacok aku dengan sebilah kapak. Sampai umur 5 tahun aku baru bisa berjalan dan berbicara layaknya anak normal.Kondisi ku yang saat itu masih lemah sehingga pada usia 7 tahun aku belum masuk sekolah,karna aku masih sakit-sakitan dan tidak kuat berjalan jauh. Akhirnya pada  usia 8 tahun aku masuk sekolah dasar, aku bersekolah di SD N  1 Ujungmanik dan tinggal bersama ayah angkatku yaitu bapak Rasimun, Karena sekolahku dekat dengan rumah bapak Rasimun, sejak usia 8 tahun aku sudah berpisah dengan kedua orang tua kandungku. Keadaanku mulai baik daripada masa bayi. Namun selalu jatuh sakit dan tidak seperti teman-temanku yang sehat. Di SD N 1 Ujungmanik aku meraih peringkat 1 pada saat ujian hal itu membuat orangtuaku bangga padaku, meskipun aku anak yang berpenyakitan. Setelah lulus SD aku melanjutkan sekolah ke SMP N 1 Kawunganten. Aku merupakan anak ke-2 dari tiga bersaudara , 1 kakak perempuan dan 1 adik laki-laki. Kedua saudaraku terlahir normal dan sehat tidak seperti aku, sehingga terkadan ayahku memandangku sebelah mata karena tidak seperti kedua saudara q yang sehat dan normal. Setelah 9 Tahun aku tinggal bersama ayah angkatku akhirnya aku melanjutkan sekolah ke SMK N 1 Kawunganten dan aku nge-kost dengan mbah kamirah, karena aku yang lemah tidak bisa mengendarai sepeda motor maka aku harus Kost. Pada saat ini kondisi ku semakin menurun meski aku sudah berumur 18 tahun. Aku terkadang iri dengan supri saudara sepupuku, dia ganteng dan sehat, tidak seperti aku yang jelek dan berpenyakitan ( gak Sehat).kehidupan q sungguh tak berarti lagi. kedua orang tua ku selalu memarahi aku karna aku tak berdaya dan mungkin akuy harus mati, mungkin kematian akan menjadi tempat terakhir ku dalam menjalani kehidupan yang pahit ini. Ini merupakan kisah nyata yang telah dialami oleh penulis.
Read more